By: 854485
Bunyi
petir merobek sepi
Hujan
bermesrahan dengan riuh sang topan
Mengucilkan
aku di sudut kepengecutan
Aku
mengemis takdir
Menggerogoti
puing-puing akal budi yang telah lama runtuh
Berpacuh
dengan waktu
Ketika
mata tak lagi bisa memandang jauh
Menerawang
ketiadaan jiwa
Hai
sahabat beri tahu aku,
Aku
ini siapa???
Lukisan
hidup selalu digoresi warnamu
Mencoba
menepis
Tapi
aku tak mampu
Disana,
dibalik pandanganku
Ternyata
dia begitu memikat sukma
Hingga
bingkisan semu menghiasi
Nafasku
yang kian memupus
Dia
itu kesucian yang sunyi
Dia,
gadis penghuni kesepian
Dia
juga titisan dewi keheningan
Aku
bukanlah reinkarnasi putra mentari
Aku
juga bukan pangeran negri dongeng
Aku
adalah pemimpi yang pengecut
Bunyi
petir merobek sepi
Hujan
bermesrahan dengan riuh sang topan
Mengucilkan
aku di sudut kemalangan
Aku
mengemis takdir
Menggerogoti
puing-puing akal budi yang telah lama runtuh
Berpacuh
dengan jarak
Ketika
kaki, tak lagi bisa melangkah jauh
Makassar, 9 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar