Minggu, 01 September 2013

Petir



                                           By: 854485
Bunyi petir merobek sepi
Hujan bermesrahan dengan riuh sang topan
Mengucilkan aku di sudut kepengecutan

Aku mengemis takdir
Menggerogoti puing-puing akal budi yang telah lama runtuh
Berpacuh dengan waktu
Ketika mata tak lagi bisa memandang jauh

Menerawang ketiadaan jiwa
Hai sahabat beri tahu aku,
Aku ini siapa???

Lukisan hidup selalu digoresi warnamu
Mencoba menepis
Tapi aku tak mampu

Disana, dibalik pandanganku
Ternyata dia begitu memikat sukma
Hingga bingkisan semu menghiasi
Nafasku yang kian memupus

Dia itu kesucian yang sunyi
Dia, gadis penghuni kesepian
Dia juga titisan dewi keheningan

Aku bukanlah reinkarnasi putra mentari
Aku juga bukan pangeran negri dongeng
Aku adalah pemimpi yang pengecut

Bunyi petir merobek sepi
Hujan bermesrahan dengan riuh sang topan
Mengucilkan aku di sudut kemalangan

Aku mengemis takdir
Menggerogoti puing-puing akal budi yang telah lama runtuh
Berpacuh dengan jarak
Ketika kaki, tak lagi bisa melangkah jauh
                                            Makassar, 9 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar