Senin, 07 Juli 2014

Aku, Kotaku dan Hujan

                        By: 854485
Tiada kemilau cahaya mentari
Pekat awan memeluk cakrawala
Dingin kota kala hujan reda
Terbitkan hati yang haus merindu hujan

Diantara rumput dan pepohonan yang basah kuyup
Aku melangkah nikmat, bersama dingin angin menyambut
Sore di bawah kaki poco Ranaka
Takan pernah pudar damainya ditelan waktu

Menjejaki keteduhan abadi
Dibawah mendung di kota Ruteng
Hujan itu belahan jiwaku
Hujan penyejuk hati yang pendendam

Aku, kotaku dan hujan
Adalah secarik kertas
Aku, kotaku dan hujan
Adalah yang tak terelahkan
                                    Makassar, 9 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar