Sabtu, 23 November 2013

Di balik mentari


                By: 854485
Tak bisakah sejenak aku menatap senyummu
Sebelum aku pergi jauh
Ataukah untuk yang kesekian-kalinya
Aku hanya bisa menatap bintang-bintang,
Yang seakan membentuk senyumanmu yang polos

Aku hanya bisa mengagumimu
Diam-diam menaruh cinta disetiap gerak-gerikku
Walau tak pernah engkau mengerti
Aku hanya bisa mencuri parasmu
Kala engkau tersenyum untuk yang lain

Di dunia ini akulah yang berlari menjauh
Bersembunyi di balik cahaya mentari
Tersenyum dalam sunyi
Mencoba menyentuh tanganmu yang semu
Menepis sedih, sendiri dan sepi
                                    Makassar, 10 november 2010

Tak Ada Alasan


                      By: 854485
Takan letih aku mencintaimu
Walaupun hampah dikala aku mengenangmu
Namun mentari hari esok tak memberi aku alasan,
Tak ada alasan bagiku,
Untuk tidak mengagumimu

Mungkin di sana engkau telah memilih yang lain
Mungkin juga dengan dia engkau ditakdirkan
Tapi aku tak bisa jadikan itu alasan,
Tak ada alasan bagiku,
Untuk tidak mencintaimu

Rasa cinta ini terlalu indah bagiku
Walaupun nantinya semua ini akan berujung,
Pada sebuah penyesalan,
Namun itu pun belum cukup dijadikan alasan,
Tak ada alasan bagiku
Untuk tidak menyayangimu
                                                Makassar, 27 oktober 2010

Senin, 11 November 2013

Utara


                By: 854485
Di sini, tak jauh dari pijakanku
Terlihat sempurnalah dia
Menawan, menakjubkan hati

Aku cinta dia
Ingin aku memiliki hatinya
Namun kenyataan membatasi rasa ini

Jadi, bila kenyataan menghalangi langkahku untuk cintanya
Aku tidak akan berjalan ke kiri atau ke utara
Aku tetap akan berdiri disini
Memandang, serta mengagumi senyumannya
                                                Makassar, 19 oktober 2010

Pencakar langit


                By: 854485
Aku selalu menembus batas-Nya
Tak bergeming menghina Tuhan
Setia kepada dosa

Sampai disetengah nafasku
Tak kusadari
Tlah kudirikan pecakar langit
Untuk melucuti keangungan Tuhan

Aku terlanjur berdiri di atas pencakar langit itu
Dan ketika aku diselimuti awan gelap
Sembari petir menyambar
Kesembonganku runtuh seketika

Aku ulurkan tanganku yang berlumur dosa
Kujatuhkan tubuhku dari atas pencakar langit itu
Ya Tuhan!!! Masih pantaskah…
Kata maaf terucap dari mulutku?
                        Makassar, 23 september 2010

Karakter palsu



                                    By: 854485
Haruskah kutersenyum
Ketika seharusnya aku menangis
Sedih disudut hati
Kusembunyikan dengan tawa

Benarkah aku tak membutuhkannya
Ketika sebenarnya, aku masih mencintainya
Pedih jiwa sukma
Kuhempaskan dengan canda

Menatap awan,
Dengan tatapan luka
Menahan air mata,
Yang terbendung karakter palsu

Hidup melalui nafas kebohongan
Bagai sedang menulis syair
Ketika sebenarnya penaku tlah patah
                        Toraja, 16 september 2010